IndonesiaBicara.com-Mataram, (10/08/11). Dewan Pers memfasilitasi diskusi tentang jurnalisme damai yang digelar di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu sore.
Diskusi jurnalisme damai itu diikuti lebih dari 60 orang wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik, humas instansi terkait terutama dari institusi penegak hukum juga ikut hadir.
Dalam diskusi itu Dewan Pers menghadirkan tiga pembicara kunci yakni Wina Armada, Bekti Nugroho dan Agus Sudibyo.
Wina menyajikan materi tentang jejak pers menjaga kepentingan bangsa. Bekti memaparkan peran pers televisi dan konflik dan Sudibyo menyajikan pentingnya pelaksanaan jurnalisme damai dari sudut etika.
Wina yang mewakili Dewan Pers, mengatakan pers merupakan salah satu pilar demokrasi dan kedamaian merupakan salah satu tujuan hidup berdemokrasi.
Oleh karena itu dalam pemberitaan pers harus mengedepankan kedamaian dan keadilan, serta tidak melanggar hak asasi manusia.
Namun, pada kenyataannya tayangan berita yang menyodorkan realita kekerasan dalam masyarakat, tampaknya telah menjadi suguhan biasa dan utama bagi media, khususnya media televisi.
” Oleh sebab itu Dewan Pers terus berupaya melindungi dan meningkatkan kemerdekaan pers nasional berdasarkan prinsip demokrasi, supremasi hukum dan Hak Azasi Manusia. Antara lain tingkatkan profesionalisme wartawan melalui diskusi jurnalisme damai seperti ini,” ujarnya.
Jurnalisme damai, kata Wina, bukan tanpa dasar karena cukup banyak masalah yang berkaitan dengan pers, seperti pemberitaan korban kekerasan secara sadis.
Pers pun dapat menjadi pemicu konflik meskipun akar masalahnya merupakan persoalan sepele.
“Agar pers berperan dalam jurnalisme damai, maka perlu ada kesamaan pandangan dalam menerjemahkan peran pers yang didiskusikan hari ini,” ujar Ketua Komisi Hukum Dewan Pers itu. (*)
Komentar