Indonesiabicara-Makassar, (27/10/11). Sejumlah massa dari Solidaritas Buruh dan Petani Rotan Sulawesi (SBPRS) melakukan aksi unjukrasa mendesak agar ekspor rotan tidak ditutup dan menuntut kepada Presiden Republik Indonesia agar segera memberhentikan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Jika Tetap Bersikukuh Menutup Ekspor Rotan.
Menurut mereka dengan menutup ekspor Rotan, sama dengan halnya membunuh sedikitnya 5 juta petani rotan dimana belum termasuk anggota keluarganya. Selain itu,adanya ratusan ribu buruh yang terancam PHK di luar Jawa.
Dengan adanya pengeksportan rotan,maka tidak hanya berdampak pada Petani dan buruh yang bekerja di perusahaan saja melainkan dapat berdampak pada ancaman disintegrasi bangsa.
Sampai saat ini, produk rotan alam di Indonesia mencapai sekitar 250.000 sampai 300.000 ton per tahun yang merupakan 85 persen dari produksi rotan dunia. Meski begitu, peran industri kita ternyata hanya mampu menguasai 2,9 persen pasar dunia dengan pertumbuhan 7 persen per tahun. Hal tersebut menjadi tidak masuk akal ketika Pemerintahan pusat beranggapan bahwa ekspor ditutup lalu kemudian industri kerajinan dalam negeri khususnya di Jawa dijadikan pasar yang hanya menguasai 2,9 persen pasar dunia.
Hal inilah yang menjadi pertanyaan dari pihak SBPRS mengenai sisa 97,1 persen rotan kita. Maka dari itu, pihaknya berharap Pemerintah Pusat wajib memperhatikan kondisi yang sangat mengkhawatirkan ini. (ec/ta)
Komentar