Indonesiabicara.com-Bandarlampung (15/02/2012). Sederet kasus konflik yang mencuat di Lampung belakangan ini mendorong pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unila melakukan kunjungan ke Kepolisian Daerah (Polda) Lampung menyampaikan saran masukan bagi solusi atas permasalahan tersebut pada Selasa (14/2).
Siaran pers yang diterima media ini menyebutkan bahwa sejumlah masukan disampaikan kepada Kapolda Lampung, yang pada intinya meminta kepolisian bertindak lebih preventif sebelum konflik mencuat. “Polisi harus berdiri di garda terdepan, bukan sekedar refresif. Tetapi lebih preventif, turun ke lapanagn sebelum konflik itu terjadi.” Ujar Andhika selaku Menteri Hukum dan Advokasi BEM Unila. Hal senada juga disampaikan Menteri Komunikasi dan Informasi Mubaroq Dinata yang meminta agar peran kepolisian dalam mengayomi masyarakat bisa lebih ditekankan lagi. “Karena dengan peran mengayomi inilah polisi akan bisa bersikap lebih preventif lagi di tengah masyarakat” ujarnya.
Menteri Sosial Politik BEM Unila, Basrin menyampaikan bahwa kedepannya sukuisme yang ada di Lampung harus dihilangkan dari benak masyarakat. Sukuisme akan membuat permasalahan sepele antar personal menjadi besar seperti yang terjadi di Sidomulyo beberapa waktu lalu. Sementara itu, Asisten Menteri Luar Negeri Nurul Hidayati menambahkan ide jika kedepannya dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diadakan oleh universitas, kepolisian bisa ikut serta dalam hal pendidikan terkait tugas polisi untuk mengayomi masyarakat melalui peran mahasiswa yang sedang KKN tersebut.
Kapolda Lampung Jodie Rooseto yang menerima pengurus BEM Unila menyatakan menyambut baik saran dan ide mahasiswa dan menyatakan keprihatinannya atas pemasalahan yang terjadi di Lampung. “dengan kerjasama peran antara kepolisian dan mahasiswa dalam rangka KKN, maka mahasiswa sudah ikut berperan serta dalam mendukung kepolisian dalam rangka menciptakan stigma positif dan penerimaan di tengah masyarakat” ujarnya. (goes)
Komentar