IndonesiaBicara.com-JAKARTA (12/06/14). Jelang pelaksanaan Pemilu Presiden 2014 ini suhu politik semakin memanas. Hal ini terlihat dengan adanya dugaan provokasi kepada TNI-Polri maupun birokrasi, agar memilih salah satu pasangan capres.
Hal ini diungkapkan Koordinator Komite Aksi Rakyat Teritorial, Bungas Thomas Fernando Duling dalam acara konfrensi pers Aktivis ’98 untuk Indonesia di Matraman, Jakarta, Kamis (12/6)
Fernando mengatakan, semua pihak jangan provokasi TNI-Polri untuk tidak netral, karena itu semua sudah diatur peran fungsi masing-masing lembaga dalam menghadapi Pilpres ini.
“Kesejarahan TNI sebagai tentara rakyat jangan dirusak. Sebab, aparat pertahanan itu telah berhasil membuktikan reformasi di internal, jangan sampai dirusak juga letak fungsi strategis Polri dalam memegang teguh Tribratanya,” kata aktivis 98 ini.
Menurut dia, Indonesia akan merugi, apabila TNI-Polri diprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah dan membuat lembaga tersebut semakin melemah.
“Kami dari Rumah 98 Untuk Indonesia menyampaikan sikap mengenai hajatan demokrasi yaitu Pemilu Presiden yang akan berlangsung 9 juli nanti, yaitu menolak keras isu SARA dijadikan materi kampanye oleh siapapun serta menolak politik diskriminatif dan intimidatif kepada siapapun dan oleh siapapun”, terangnya.
Aktivis 98 juga mendorong elemen jurnalis yang merupakan pilar demokrasi ke-empat untuk ikut bertanggung jawab mengedepankan nilai-nilai kebangsaan.
“Yang terakhir adalah jangan provokasi TNI, Polri dan Birokrasi untuk bersikap tidak netral”, pungkas Fernando. (Rin)
Komentar