IndonesiaBicara–Mataram, (11/07/11). Kehadiran Wakil Presiden (Wapres) RI Boediono ke Mataram disambut dengan aksi unjukrasa dari elemen mahasiswa yang menolak kedatangan orang nomor dua di Indonesia, Senin pagi.
Aksi digelar oleh puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Front Perjuangan Rakyat (FPR) tergabung dari beberapa elemen mahasiswa yaitu FMN, UKM Pilar Seni dan FPR yang bertempat di Jalan Pemuda Kota Mataram dan diwarnai aksi bentrokan dengan aparat kepolisian.
Dalam aksinya, massa menggelar orasi secara bergantian sambil menyanyikan yel-yel “SBY-Budiono Antek Kapitalis, Tolak Budiono”.
Dalam pernyataan sikapnya, massa pengunjuk rasa menuliskan “ Tolak Kedatangan Wakil Presiden Budiono, Hentikan Perampasan Upah, Tanah, dan Kerja ”.
Tuntutan para mahasiswa yang tergabung dalam FPR yaitu, laksanakan reformasi agraria sesuai UUPA No 5 Tahun 1960, pupuk murah bagi kaum tani, stop perampasan sumber daya alam dan hentikan represitas terhadap rakyat.
Disisi lain, para mahasiswa ini juga mengangkat isu untuk pemerintah agar melindungi buruh migran dan hentikan segala bentuk komersialisasi pendidikan serta berikan jaminan kebebasan berekspresi, berpendapat dan berserikat.
Aksi FPR yang dipimpin oleh Zukizuarman sedianya akan menggelar aksinya di perempatan lampu merah Bank Indonesia Cabang Mataram yang selalu menjadi sentral aksi elemen mahasiswa namun ditolak oleh aparat kepolisian, karena FPR tidak memiliki izin pemberitahuan aksi.
Aksi bentrokan tidak dapat dihindari, pasalnya para mahasiswa tetap bersih keras untuk menggelar aksinya di perempatan lampu merah Bank Indonesia Cabang Mataram dan akhirnya aksi saling dorong antara mahasiswa dengan polisi tidak bisa lagi dihindari dan menyebabkan bentrokan dengan petugas keamanan kepolisian.
Akibatnya, ada tiga mahasiswa yang diduga sebagai provokator terpaksa diamankan oleh pihak kepolisian Polres Mataram yang saat itu menjaga jalannya aksi unjukrasa para mahasiswa.
Tiga orang tersebut, Asikin dan Arsi Cahya (UKM Pilar Seni) serta Muhammad Haris (FMN). Mereka langsung dibawa dengan menggunakan truk Dalmas ke Polres Mataram yang terletak di jalan Langko Mataram.
Sementara itu, melihat rekannya diamankan oleh polisi membuat mahasiswa lain bertambah bersemangat untuk tetap melanjutkan aksi dengan cara kembali melakukan orasi politik serta memaki-maki sikap yang telah dilakukan oleh pihak kepolisian.
Waka Polres Mataram Kompol Asep Marsel Suherman, mengatakan bahwa penangkapan terhadap ketiga mahasiswa karena diduga sebagai provokator hingga terjadinya aksi saling dorong dan bentrokan dengan pihak kepolisian.
“ Pihak kepolisian tidak pernah mendapat pemberitahuan mengenai aksi yang dilakukan FPR, dan tindakan kepolisian sudah sesuai prosedur,” tegasnya ketika ditemui di lokasi kejadian.
Ditemui terpisah, Saeful Toni sebagai Humas FPR kepada IndonesiaBicara mengatakan FPR mengelar aksi dengan tujuan mengkampayekan persoalan-persoalan masyarakat yang ada di wilayah propinsi NTB kepada Wapres Boediono yang hari ini rencananya akan bertemu dengan Gubernur NTB agar Pemerintah Pusat ikut peduli akan persoalan yang dialami masyarakat NTB.
Dari hasil pantauan IndonesiaBicara, sekitar pukul 14.00 Wita, ketiga mahasiswa yang diamankan pada saat berlangsungnya aksi unjukrasa FPR yang berakhir dengan bentrokan tersebut dibebaskan setelah menjalani pemeriksaan untuk diminta keterangan di Unit 2 Reskrim Polres Mataram. (Ary)
Komentar