Indonesiabicara.com – Mataram (01/04/14) Silaturrahmi calon anggota Dewan Perewakilan Daerah (DPD) RI yang juga mantan istri gubernur NTB, Hj Rabiatul Adawiyah di rumah Dr Zainal Asikin dihiasi sejumlah dosen Fakultas Hukum Universitas Mataram dan ibu-ibu pengajian. Mereka dengan santai duduk mendengarkan visi misi Rabiatul Adawiyah.
Silaturrahmi Hj Rabiatul Adawiyah ini didampingi ayahnya Kiyai Haji Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i yang juga pengasuh yayasan perguruan islam Assyafii’yah, Jakrta Selatan. Selain memaparkan visi misinya, silaturahmi ini juga dihiasi dengan wejangan. Dalam acara ini, Rabiatul wanita asal Jakarta ini juga didampingi tiga putri yang merupakan buah cintanya dengan gubernur NTB, Dr TGH M Zainul Majdi. Tiga putrinya bertemu dengan guru SD-nya dalam acara ini. Mereka pun larut dalam emosi dan meneteskan air mata.
Calon anggota DPD nomor urut 34 ini menguraikan, silaturrahmi yang dilakukannya ini bukan akhir-akhir ini atau mendekati hari pencoblosan. Sejak dirinya mendaftarkan diri sebagai anggota DPD RI, sejak itulah dirinya mulai bersilaturrahmi kepada masyarakat. ‘’Ini tinggal konsolidasi dengan tim dan komunikasi dengan masyarakat. Optimis menang, semangat dan maksimal usaha. Hasil akhir serahkan kepada Allah,” jelasnya.
Calon anggota DPD tidak sekeras DPR RI karena non partai. Dirinya mengaku kandidat yang memiliki program bagus. Sebagai mantan ketua PKK NTB, irinya mengaku telah banyak mendengar keluhan masyarakat yang tidak bisa diselesaikan ditingkat provinsi. Ia pun ingin memperjuangkan di tingkat lebih luas. ‘’Membangun ekonomi keluarga terutama wanita sangat penting. Mereka yang punya skill harus diberdayakan. Soal pendidikan juga tertuam Sekolah Luar Biasa (SLB) harus ditingkatkan. Banyak dari mereka sebanarnya memiliki kemampuan lebih dibanding orang normal,” katanya.
Dr Zainal Asikin mengatakan, dirinya sejak awal mendukung Hj Rabiatul Adawiyah sebagai calon DPD Ri. Pasalnya,visi misinya sangat baik, yakni pemberdayaan perempuan. Selaku ketua pengajar hukum dan gender wilayah NTB, dirinya melihat visi beliau (Hj Rabiatul Adawiyah, Red) sangat tepat. ‘’Karena kita perlu berikan perhatian sungguh kepada perempuan yang termarginalkan, tidak bisa melalui pendidikan saja, tapi praktis sektor perekonomian, pemerintahan,” katanya.
‘’Dengan perhatian khusus dan pemberdayaan perempuan, maka NTB tidak perlu lagi mengirim perempuan sebagai tenaga kerja di luar negeri,” sambungnya.
Terkait larangan kampanye, sesuai peraturan pemerintah nomor 52 tahun 2010, menjadi tim kampanye memang dilarang. Namun, ia berkilah sekadar untuk mendukung atau hadir dan mendampingi dalam kampanye tidaklah melanggar aturan. ‘’Ini kali kedua bu Rabiatul Adawiyah silaturrahmi ke sini,” bebernya.(*)
Komentar